.
.
"Ah, kalo sama-sama ikhlas, ridho, kan gak papa.. bukan RIBA itu.."
.
"Kerja di Lembaga RIBA boleh laah, kan yang penting niatnya baik, buat kasih nafkah keluarga.."
.
RIBA itu bukan karena ada kerelaan ya.. Dan juga bukan karena 'Niatnya baik'..
.
Tapi RIBA itu karena ada syariat yang dilanggar.
.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Sesungguhnya amal yang diterima harus memenuhi dua syarat. Pertama, ikhlas karena Allah. Kedua, benar dan sesuai syari’at. Jika dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak akan diterima.”
[Tafsiir Ibnu Katsir (I/389), tahqiq Sami Salamah, cet. Daar Thayyibah].
.
Pernyataan itu dikuatkan dan dijelaskan oleh Ibnu ‘Ajlan rahimahullah, ia berkata: “Amal tidak dikatakan baik kecuali dengan tiga kriteria:
1. Takwa kepada Allah
2. Niat baik, dan
3. Benar.”
[Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam (I/71)].
.
Dapat disimpulkan bahwa sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat,” memiliki maksud bahwa segala amal akan berhasil tergantung pada niatnya. Ini adalah perintah untuk ikhlas dan mendatangkan niat dalam segala amal yang akan dilakukan oleh seseorang dengan sengaja. Itulah yang menjadi sebab adanya amal dan pelaksanaannya.
.
[Lihat Fat-hul Baari (I/13) dan ‘Umdatul Qari (I/25)].
.
Atas dasar ini, maka seseorang sama sekali tidak dibenarkan menggunakan hadits tersebut sebagai dalil pembenaran amal yang bathil karena semata-mata niat baik dari orang yang mengerjakannya.
.
.
.
"Ah, kalo sama-sama ikhlas, ridho, kan gak papa.. bukan RIBA itu.."
.
"Kerja di Lembaga RIBA boleh laah, kan yang penting niatnya baik, buat kasih nafkah keluarga.."
.
RIBA itu bukan karena ada kerelaan ya.. Dan juga bukan karena 'Niatnya baik'..
.
Tapi RIBA itu karena ada syariat yang dilanggar.
.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Sesungguhnya amal yang diterima harus memenuhi dua syarat. Pertama, ikhlas karena Allah. Kedua, benar dan sesuai syari’at. Jika dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak akan diterima.”
[Tafsiir Ibnu Katsir (I/389), tahqiq Sami Salamah, cet. Daar Thayyibah].
.
Pernyataan itu dikuatkan dan dijelaskan oleh Ibnu ‘Ajlan rahimahullah, ia berkata: “Amal tidak dikatakan baik kecuali dengan tiga kriteria:
1. Takwa kepada Allah
2. Niat baik, dan
3. Benar.”
[Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam (I/71)].
.
Dapat disimpulkan bahwa sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat,” memiliki maksud bahwa segala amal akan berhasil tergantung pada niatnya. Ini adalah perintah untuk ikhlas dan mendatangkan niat dalam segala amal yang akan dilakukan oleh seseorang dengan sengaja. Itulah yang menjadi sebab adanya amal dan pelaksanaannya.
.
[Lihat Fat-hul Baari (I/13) dan ‘Umdatul Qari (I/25)].
.
Atas dasar ini, maka seseorang sama sekali tidak dibenarkan menggunakan hadits tersebut sebagai dalil pembenaran amal yang bathil karena semata-mata niat baik dari orang yang mengerjakannya.
.
.
Komentar
Posting Komentar